WIRAUSAHA DI BIDANG PETERNAKAN DAN PERKEBUNAN UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN PANGAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN
WIRAUSAHA DI BIDANG PETERNAKAN DAN PERKEBUNAN DI PONDOK PESANTREN
AL IKHLASH AL ISLAMIY (ASMIY) BANDUNG
Pondok Pesantren Al Ikhlash Al Islamiy yang terletak di Selatan kabupaten Bandung berdiri sejak tahun 2019, salah satu lembaga pendidikan swasta yang berada di tengah perkampungan, hadirnya pesantren ini salah satunya bertujuan mengembangakan pendidikan warga sekitar dan memajukan perekonomian daerah. Pada tahun 2021 pesantren membuat wirausaha di bidang peternakan dan pertanian dengan memanfaatkan lahan pesantren yang belum di bangun. Diantara peternakan yang di Kelola pesantren dan bekerjasama dengan warga sekitar adalah peternakan domba, ayam, bebek, dan lele.
Pada awalnya pesantren di setiap menjelang Idul Adha membeli domba untuk memenuhi kebutuhan warga pengajian yang ingin berkurban, seiring berjalannya waktu dengan kebutuhan hewan qurban yang senantiasa terus bertambah maka Pesantren berinisiatif untuk membuat peternakan domba dengan modal awal membeli sebanyak 110 ekor domba dari berbagai daerah seperti purwakarta, cimahi, jatinangor dengan maksud untuk mempelajari pertumbuhan dan bibit unggul yang di hasikan. Untuk keterjaminan mutu hewan ternak, para pengurus kandang biasanya memandikan domba secara berkala, memotong kuku dan bulu, juga menimbang domba untuk memantau pertumbuhannya.
Pesantren bekerjasama dengan beberapa warga untuk memenuhi kebutuhan pangan hewan ternak dengan cara bagi hasil setiap tahun (Idul Adha) dan setiap kelahiran dari domba tersebut. Setiap menjelang Idul Adha hewan ternak di timbang untuk mengetahui kelayakan berat badan hewan qurban, pesantren menjual hewan qurban (domba) dengan cara di kilo setiap ekor dengar harga kisaran 90.000-95.000/kg. Setiap Idul Adha warga bisa berpendapatan 6.000.000-12.000.000/orang tergantung banyaknya hewan ternak yang di urus.
Dalam pengelolaan kandang supaya tetap bersih maka biasanya pengurus membersihkan kandang sebanyak 3 kali dalam seminggu dan membersihkan kotorannya setiap 2 kali setiap bulannya, setelah di bersihkan biasanya kotoran domba diangkut ke kebun dan di jadikan sebagai pupuk guna kesuburan tanah dan tumbuhan. Pesantren juga senatiasa memanggil dokter hewan secara berkala supaya hewan ternak tetap sehat dan berat badannya terus bertambah.
Sampai saat ini luas tanah pesantren yang belum di bangun yaitu 216 tumbak, sebagai salah satu pemanfaatan maka sebagian di tanami padi dan palawija yang hasilkan bisa di rasakan langsung oleh santri dan mengurangi biaya anggaran pengeluaran makan santri. Dalam hal ini pesantren masih bekerjasama dengan para pengurus domba untuk pengelolaan lahan kosong sebagai pemanfaatn pertaniaan dan perkebunan meraka dibayar setiap ada garapan pertanian atau perkebunan.
Dari hasil pertanian ini setiap panennya menghasilkan kurang lebih 10 karung besar beras dengan demikian sangat signifikan mengurangi pengeluaraan kebutuhan makan santri di Tengah meroketnya harga-harga bahan pokok, selain padi, ada jagung, singkong, dan ubi yang dapat di olah menjadi bahan pokok dan cemilan santri.
Pada dasarnya Pesantren mengadakan peternakan untuk memudahkan kaum muslimin yang ingin berkurban, Adapun hasil dari penjualan hewan kurban pesantren bagi hasil dengan warga dan lebihnya di belikan Kembali domba guna ketersediaan untuk Idul Adha berikutnya. Sedangkan dari pertanian dan Perkebunan semua hasilnya tidak di jual akan tetapi di konsumsi oleh warga pesantren baik itu santri, pengurus, dan pengelola kandang. Hal ini untuk mengurangi pengeluaran yang di keluarkan oleh pesantren setiap harinya, dengan demikian pesantren sudah tidak membeli lagi beras dan Sebagian bahan pokok untuk memenuhui kebutuhan akan tetapi sudah tersedia di pesantren.
Dengan adanya peternakan santri pun dapat belajar cara pengurusan hewan kurban mulai dari pemotongan, dan pengurusan daging kurban sedangkan dari Perkebunan santri dapat belajar menanam dan memanen hasil Perkebunan.
Dengan hadirnya Pesantren di Tengah-tengah warga, Pesantren berharap dapat mengembangkan perekonomian warga sekitar sehingga mereka dapat bekerja dan berpenghasilan guna kehidupan mereka yang lebih baik dan peninggkatan mutu Pendidikan generasi berikutnya. Adanya warga menjadi bagian dari pesantren menunbuhkan kepercayaan bagi warga setempat sehingga tidak sedikit dari mereka yang menyekolahkan anaknya di pesantren ini, hal ini pun menjadi sebuah stategik pesantren untuk memikat warga sekitar selain dari menunjukkan prestasi akademis.
Penulis: Dadan Hidayatulloh
Mahasiswa Pascasarjana MPI
UIN Sunan Gunung Djati Bandung